Tercatat Dalam Sejarah, Keluarga Yasin Ditangkap KPK Karena Suap, Begini Kata Adi Supriadi
Jakarta, tangraya.com
– Tertangkapnya Ade Yasin, Bupati Bogor, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menambah panjang daftar kepala daerah yang terjerat hukum, sabtu (29/04).
Hal yang menarik dari penangkapan Bupati Bogor ini salahsatunya adalah melengkap dua nama Yasin lainnya yang juga pernah ditangkap oleh KPK dengan kasus yang sama, yaitu suap.
Merunut ke belakang, selain Ade, ada dua nama Yasin lainnya dengan kasus yang sama dan berujung dengan penangkapan oleh tim KPK. Semuanya merupakan kepala daerah.
Merangkum dari berbagai sumber, inilah trio nama Yasin yang pernah ditangkap oleh KPK.
Baca juga :
Gagal Hadirkan Saksi, Wilson Lalengke: JPU Lampung Timur Dinilai Tidak Profesional
Rachmat Yasin Kakak dari Ade Yasin ini merupakan Bupati Bogor dua periode yang menjabat mulai dari tahun 2008-2013 untuk kali pertama.
Rachmat Yasin didakwa menerima suap terkait kawasan sentul dan puncak Bogor, selain itu dia juga divonis dengan kasus korupsi anggaran sebesar Rp.8,9 miliar.
Neneng Hasanah Yasin Bupati Bekasi periode 2012-2017 yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Bekasi ini terkena kasus suap pembangunan kawasan Meikarta.
Bersama dengan 4 orang lainnya yang diantaranya kepala dinas, Neneng didakwa menerima suap hingga Rp.10 miliar dari pengembang Meikarta pada tahun 2014.
3. Ade Munawaroh Yasin, Nama Ade Yasin yang juga Bupati Bogor Dan dari partai yang sama dengan kakak kandungnya, terjerat kasus suap.
Bukan sebagai pemberi, Ade Yasin beserta 4 anak buahnya diduga melakukan suap ke-4 auditor BPK Kantor Perwakilan Jawa Barat yang lakukan pemeriksaan keuangan.
Dai Motivator & Penggiat Media Sosial, Adi Supriadi menyampaikan komentarnya mengenai ini agar Masyarakat Muslim tidak alergi dengan nama Yasin. Kebanyakan Bangsa Indonesia suka percaya pada Mitos,
Jika terjadi sebuah peristiwa kemudian peristiwa tersebut berkaitan dengan sesuatu hal yang sama, maka suka dikaitkan dengan sebuah kepercayaan bahwa itu akan terjadi lagi pada hal tersebut.
“Misalnya, Tiba-tiba ada anak lahir, dan orang tuanya mau memberi nama Yasin dibelakang nama Anaknya, misalnya Muhammad Yasin, Ahmad Yasin, dll, pasti akan ada yang berkata jangan lakukan itu karena yang namanya Yasin identik dengan satu hal peristiwa yang lama.
Semoga masyarakat Kita tidak mudah lagi percaya pada hal-hal yang seperti ini “ Tutur Adi Supriadi di Account Media Sosialnya @coachaddie.official
Sebuah kejadian yang berulang, terutama dalam hal yang istimewa seperti misalnya Kupu-Kupu yang masuk rumah berarti akan ada tamu datang, kejadian sekali, dua kali, hingga tiga kali maka itu akan jadi kepercayaan, mitos yang akan terjadi turun temurun, dan itulah khasanah tradisi dan budaya Bangsa Indonesia pada Umumnya.
“Harapannya, tidak ada lagi teori-teori cocokologi yang mengaitkan satu hal dengan hal lain yang tidak berkaitan, misalnya Nama Yasin identik dengan Suap, nanti orang menjadi takut memberi nama anaknya dengan sebutan Yasin.
Hal ini sama halnya ada yang takut memberi nama anaknya Maria, Yanti, Anto dll, padahal tidak semua nama yang disebutkan tersebut memiliki keterkaitan peristiwa yang tidak baik, Semuanya takdir Allah SWT.
Bagi seorang Muslim setiap kejadian harus menjadi pelajaran, hikmah dan ibroh, ambil yang baik dan buang yang buruk, itu berlaku pada apapun dan pada siapapun ” Tegas Profesioanal Life Coach ini mengakhiri komentarnya.
Adegunawan/tangraya