Tamil Selvan mempertanyakan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) yang kurang melibatkan peran media
Tigaraksa, tangraya
Pengamat Kebijakan Publik dan Komunikolog Tamil Selvan mempertanyakan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) yang kurang melibatkan peran media massa dalam sosialisasi Protokol Kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19. Ia menanyakan, dasar kajian Pemda yang dinilai lebih memilih melalui spanduk dan woro-woro langsung di lapangan ketimbang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik.
Ia menuturkan, meski ada akun media sosial milik pemerintah daerah yang dijadikan alat sosialisasi prokes kepada warga. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak bisa meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sumber informasi.
“Atas dasar apa pemerintah lebih memilih spanduk dan akun media sosialnya untuk mensosialisasikan prokes kepada warga. Apa memang tingkat efektivitas yang dijadikan, kalaupun memamg iya, dalam tanda kutip, informasi yang diberikan pemerintah kepada warga tentang Covid-19 tidak bisa menaikkan tingkat kepercayaan. Sebab, sekarang kabar bohong, hoax, atau fake informasi, itu beredar di media sosial,” katanya kepada Tangerang Ekspres ketika diwawancarai, Kamis (1/7).
Pria yang akrab disapa Kang Tamil ini menilai, akun media sosial milik pemerintah tidak bisa menangkis adanya informasi miring tentang Covid-19. Sehingga, masyarakat mengalami disinformasi yang berakibat lebih mempercayai virus Corona hanya konspirasi bahkan kebohongan.
“Kalau yang dijadikan dasar kajian pemerintah untuk sosialisasi hanya sekedar informasi sampai, saya kira itu gegabah. Trusted sekarang ada di media mainstream, media massa baik cetak ataupun elektronik. Sangat bisa masyarakat mengalami disinformasi soal Covid-19 karena sosialisasi hanya melalui spanduk dan akun media sosial milik pemerintah,” paparnya. (joyo/maradu/te/tr)