Dikabarkan bahwa sejak Andika disetujui menjadi Panglima TNI, yang menjadi pertanyaan


Jakarta, tangraya

Kabar terbaru terkait Presiden Joko Widodo telah memastikan rencana pelantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI pada Rabu (17/11) siang ini.

Dikabarkan bahwa sejak Andika disetujui menjadi Panglima TNI, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah siapa sosok yang akan menggantikannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)?

Pertanyaan itu pun terjawab lewat konfirmasi Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono. Rupanya Jokowi memilih Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman untuk menjadi KSAD pengganti Andika.

“Benar. Pak Dudung akan dilantik jadi KSAD,” tutur Heru melalui pesan singkat, Rabu (17/11). Menurut Heru, pelantikan akan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, setelah Andika resmi menjabat sebagai Panglima TNI.

Pelantikan ini pun otomatis membuat Dudung mendapat kenaikan pangkat, sebab jabatan setingkat KSAD dijabat oleh perwira tinggi TNI AD berpangkat Jenderal. Sedangkan saat ini Dudung masih menjabat sebagai Letnan Jenderal atau perwira tinggi TNI AD bintang tiga.

Pemilihan Dudung ini tentu cukup menyita perhatian karena sosoknya pun bukan orang baru di mata publik. Dudung sebelumnya dikenal sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya/Jayakarta yang pernah menginstruksikan pencopotan baliho Habib Rizieq Syihab dan FPI.

Bahkan ketika ditanya soal pencopotan baliho tersebut, Dudung juga terang-terangan mengusulkan pembubaran FPI. Meski demikian, Dudung menegaskan bahwa pencopotan baliho merupakan wujud pendisiplinan karena pemasangannya menabrak aturan yang ada.

“Begini kalau siapa pun di republik ini siapa pun ini negara hukum ini negara hukum harus taat pada hukum,” kata Dudung di Monas, Jakarta, pada 20 November 2020. “Kalau masang baliho ada aturannya ada bayar pajaknya tempatnya sudah ditentukan jangan seenaknya sendiri.”

“Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” imbuhnya menegaskan.

Lalu setelahnya Dudung mengemban amanah sebagai Pangkostrad. Di era kepemimpinannya ini, Kostrad sempat menjadi sorotan karena dituduh telah disusupi paham komunis lewat pencopotan patung Presiden ke-2 RI Soeharto dan beberapa tokoh TNI yang mendiskusikan cara mengatasi pemberontakan G30S/PKI.

supriyadi/deny/tr

Berita Terkait

Top