Andi Zate dan Mas Djoe Sampaikan Pesan Moral Lewat Lagu Balekno Tembokku
KARTASURA, TANGRAYA.COM
Kebacut dadhi mawa, lagi padha tumeka. Tangisono setahun wis ora ana guna. Itulah sepotong lirik lagu sedih berjudul Balekno Tembokku karya musisi produktif asal Kartasura Andi Zate., sabtu (29/04)
Kejadian viral penghancuran tembok Baluwarti di kawasan bekas Keraton Kartasura oleh salah seorang warga pada Jumat, 22 April 2022 yang lalu, menyentuh kepedulian banyak pihak salah satunya dari pegiat seni.
Andi yang juga Owner Relink 24T menggubah lagu berlirik bahasa Jawa tersebut sebagai wujud kepedulian akan lestarinya peninggalan seni budaya baik berupa fisik dan non fisik di Indonesia.
“Lagu tersebut merupakan kepedulian dari kami yang punya kemampuan untuk membuat lagu, biar menjadi catatan sejarah biar menggaung kemana-mana serta dijadikan acuan dan digunakan sebagai peringatan keras sehingga kejadian penghancuran peninggalan budaya tidak terulang di masa datang,” ungkapnya saat dikonfirmasi awak media di Mabes Relink 24T Soditan, Kartasura, Kamis, (28/4/2022).
Andi menceritakan bagaimana proses pembuatan lagu tersebut dimulai, dia berkolaborasi dengan sosok pegiat budaya asal Kartasura sekaligus pemrakarsa gerakan sosial kemasyarakatan Kartasura Greget, Dr (Cand) Djuyamto, SH, MH.
“Kemarin saya meminta Mas Djuyamto untuk membuat lirik terus saya buat menjadi sebuah lagu,” ujarnya.
Tak butuh waktu lama, Djuyamto yang akrab disapa Mas Djoe tersebut langsung membuat syair berbahasa Jawa dengan tema keprihatinan atas aksi penghancuran tembok Baluwarti.
Andi menuturkan lagu tersebut memberikan pesan moral kepada masyarakat dan pemerintah bahwa peninggalan seni budaya harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
“Tulisan Mas Djoe tersebut dijadikan lagu yang akan dikenang oleh seluruh dunia biar orang tahu bahwa seni budaya harus dijaga,” jelasnya.
“Dari kejadian penghancuran tembok tersebut, kita harus belajar bahwa kita harus menjaga bukan sekedar bersimpati setelah adanya kejadian,” lanjutnya.
Andi menambahkan pihaknya bersuara dengan karya untuk menyambung catatan baru bahwa sejarah jangan disia-siakan oleh semua pihak.
“Lewat lagu Balekno Tembokku sebagai catatan dan pengingat bagi generasi selanjutnya,” Pungkasnya.
adegunawan/tangraya